Senang susah kami lalui, pertengkaran kami hadapi. Kami mulai membahas masa lalu atau kebiasan saya yg menurut dia agak aneh. Setidaknya dalam sebulan sekali kami bertemu, saling berbincang membicarakan masa depan.
Kami mulai membicarakan kemana hubunngan kami akan dibawa. Karena salah satu syarat orang tua saya adalah menunggu adik lulus terlebih dahulu. Beliau berpesan bahwa jika saya menikah dengan umur saya yg saat itu masih 24 tahun, menurut mereka itu belum siap. Dan lagipula adik saya,kira-kira masih akan lulus kurang lebih 2 tahun lagi saat itu. Maka dari itu saya bicara dengan dia,kalau saya akan melamar dia 2 tahun lagi. Saya tidak tahu,ini terlalu cepat atau tidak,namun yang pasti saya serius. Pada bulan ini juga saya mulai nonton bersama. Kita tertawa bersama, atau bahkan mengkritik prilaku orang di jalan.
Karakter masing-masing sudah mulai terlihat. Sayang nya saya masih,kurang menahami karakter dia. Antara bercandaan saya yang kerterlaluan atau memang dia yang sensitif. Mulailah saya membahas masa lalu nya. Masa lalu yang memang seharusnya tidak perlu kami bahas. Timbula pertengkaran,yang berakhir tangisan. Untuk mengakhiri pertangkaran ini,saya berjanji untuk tidak membahasnya lagi. Kami mulai sering makan diluar,menghabiskan waktu bersama. Pada intinya saya mulai nyaman.
Rasa nyaman bagi saya adalah,kita merasa nyaman melakukan apa yg biasa kita lakukan. Bagi sebagian orang rasa nyaman sering disalah artikan dengan rasa bosan. Karena sudah tidak ada rasa lagi yg menggebu gebu. Orang cenderung rindu akan hal itu dan mulai mencari hal yg baru.
Saya tidak tahu,kalau ini yg dimaskud honeymoon effect, semua hal yg ada di dunia ini hanya ada kami berdua. Semua yg saya ingin kan hanya berdua dan apa yg saya lakukan untuk dia, dia seorang.
Setelah fase honeymoon effect, LDR membuat orang super sensitif. Baik saya maupun dia,suka meributkan hal hal kecil. Kita mulai suka bertengkar
Pada akhirnya saya hanya berharap, dia menjadi akhir segala pencarian saya. Ini memang tidak mudah,tapi bukan berarti saya tidak bisa. Saya tidak pernah berharap kami menjadi dua orang asing yang bertemu di persimpangan jalan.

0 komentar:
Posting Komentar