menghela nafas

Selasa 22 April 2014 jam 10.00 malam

Pada malam itu,seperti malam-malam biasanya. Kami berbincang-bincang ringan melalui telepon genggam.
Tidak seperti orang pacaran pada umumnya,LDR memerlukan usaha ekstra. Komunikasi hanya bisa dilakukan melalui media sosial atau telepon. Komunikasi kali ini agak canggung sebenarnya,karena saya menghubungi dia,saat sedang tidur. Hal tersebut tidak terlalu masalah,sebaliknya hal yang terjadi setelah itu yang membuat saya berpikir. 

Kami bercanda saling meledek,pada saat itu saya berbicara,"kamu lucu banget,pengen aku bawa pulang jadinya". Saat itulah awal mula dia menanggkat tema yang jadi bahan pertengkaran kemarin. Yaitu menikah dua tahun lagi. Dua tahun adalah angka atau durasi yang diberikan ibu saya,atau dengan kata lain durasi paling lama saya menikah. Saya,sebisa mungkin menghindari bahasan tersebut. Dengan umur dia yang lebih tua tujuh bulan dari saya,dan ketika kita menikah,maka umur dia akan menjadi 28 tahun,sedangkan saya 27 tahun menjelang 28 tahun. 

Umur memang menjadi hal yang penting bagi wanita,karena menikah muda menjadi saah satu tolak ukur keberhasilan romansa mereka. Salah satunya adalah mendambakan pria yang lebih tua. Berulang kali dia bercanda kalau dia lebih suka pria yang lebih tua,sampai sekarang saya tidak pernah tahu apakah dia benar-benar bercanda atau serius.  Mungkin prediksi dia adalah pria dengan umur yang lebih tua akan berniat lebih untuk menikah daripada saya yang muda dan terkesan tidak dewasa.

Sering sekali dia berkata bahwa dua tahun waktu yang lama,saya juga tidak berpikir bahwa dua tahun itu waktu singkat. Lagipula durasi tersebut bukan keinginan saya.

Maaf jika saya tak bisa mempercepat waktu,merubah umur saya,tidak bisa selalu disampingnya dan membuat dia menunggu dua tahun.

Maka saat dia membahas tentang dua tahun,saya hanya bisa menghela nafas,karena saya tau saya tidak bisa berbuat apa-apa.

0 komentar:

Posting Komentar